Perbuatan sex bebas (free sex) dan aborsi bagaikan pepatah
kancing dan baju, yang selama tidak dibenarkan dalam norma agama maupun norma
sosial. Di sini, yang paling berperan adalah kalangan remaja. Perubahan jaman
yang diringi canggihnya teknologi sebagai peranan penting dalam mengubah
kehidupan, khusunya remaja. Sehingga banyak remaja yang menggandrungi teknologi
canggih dan disalahgunakan dengan bebas mengakses pornografi yang memicu
keinginan untuk meniru, mengekspresikan, dan mencoba.
Tingginya keinginan sex ini merupakan dampak dari
berkembangcepatnya hormone dan organ reproduksi. Oleh karena itu, kita harus
pandai mengontrol keinginan sex kita. Terutam
bagi perempuan.
Selain itu, free sex di luar nikah membawa cukup banyak
dampak negative pada diri kita. Mulai dari kemungkinan tertular penyakit,
kehamilan di luar nikah hingga melakukan aborsi. Aborsi seakan-akan sudah hal
yang lumrah, padahal perbuatan aborsi beresiko tinggi terhadap keselamatan dari
perempuan itu sendiri.
Resiko melakukan aborsi pada remaja adalah:
1.
Kematian karena terlalu banyak pendarahan
2.
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.
Kematian secaralambat akibat infeksi serius di
sekitar kandungan
4.
Sobekan rahim
5.
Kerusakan leher rahim yang dapat menyebabkan cacat
pada anak berikutnya
6.
Kanker payudara karena ketidak seimbangan hormone
estrogen pada wanita
7.
Kanker indung telur
8.
Kanker leher rahim
9.
Kanker hati
10.
Kelainan pada plasenta/ari-ari yang akan
menyebabkan cacat pada anak dan pendarahan yang hebat pada kehamilan berikutnya
11.
Mandul
12.
Infeksi alat reproduksii karena melakukan
kuretase yang tidak steril
Sudah mengertikan akibat melakukan hubungan sex di luar
nikah? Makanya kamu terutama perempuan, kudu tegas menolak ajakan hubungan sex
apabila dilakukan di luar nikah. Selain merugikan kamu, orang tua bakal kecewa
juga.
Jadi peran orang tuan di sini sangat penting untuk mengikuti
perkembangan anaknya, dengan siapa dia berteman, dengan siapa dia pergi, bahkan
sampai gal-hal yang bersifat pribadi. Dan orang tua juga harus bisa menempatkan
diri di mana saat bisa menjadi teman dan saat menjadi orang tua.
Referensi: Warta Nusanta edisi ke-5 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar