13 Juli 2013

Soekarno


Lahir                      : Blitar, 6 Juni 1901
Meninggal           : Jakarta, 21 Juni 1970
Agama                  : Islam
Pekerjaan           : Pendiri PNI (4 Juli 1926) dan Presiden RI (1945-1966)

Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia (1945-1966). Lahir dari keturunan bangsawan Jawa. Ayah bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo (suku Jawa) dan seorang ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai (suku Bali). Soekarno waktu kecil bernama Kusno. Belakangan akrab dengan panggilan Bung Karno saja. Ia hanya beberapa tahun hidup bahagia bersama orang tua di Blitar. Tamat SD tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, polisi kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar di HBS (Hoogere Burger School), ia menggembleng jiwa nasionalismenya di sana. Lulus HBS tahun 1920, kemudian pindah ke Bandung meneruskan THS (Technische Hoogeschool atau Sekolah Teknik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Setelah meraih title “Ir” pada 25 Mei 1926, ia berhasil merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia) pada 4 Juli 1927. Namun sebaliknya, pemerintah Hindia Belanda mengetahui tujuan Bung Karno dengan PNI-nya itu, tidak lain adalah untuk “Indonesia merdeka”. Maka penjajah Belanda yang sangat ketakutan menjebloskan pejuang itu ke penjara Sukamiskin (Bandung, 29 Desember 1929) dan delapan bulan kemudia baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul “Indonesia menggugat” dengan gagah berani Soekarno dengan berani menelanjangi kemurtadan bangsa yang mengaku lebih maju itu. Namun pembelaannya itu hanyalah sia-sia. Pada Juli 1930, untuk sementara PNI pun dibubarkan. Setelah bebas hukuman, Bung Karno bergabung dengan Partindo dan memimpinnya. Akibat selanjutnya, tahun 1933 ia kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores. 4 tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah perang dunia II berkeecamuk, ia kembali ke Jakarta. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Setelah mempersatukan Nusantara, Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, yang kini berkembang jadi Gerakan Non Blok dengan beranggotakan ratusan negara. Ketika krisis politik yang sangat hebat terjadi pada 11 Maret 1966, Bung Karno dilarang mejalankan kegiatan politik dan Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan Soekarno. Sejak saat itu, Bung Karno menjalani masa yang sangat sepi dalam hidupnya. Kesehatannya terus memburuk. Akhgirnya, pada hari Minggu, 21 Juni 1970, ia meninggal dunia di RSP AD. Jenazahnya disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur (didekat makam ibundanya). Ia meninggalkan 8 orang anak. Dari Fatmawati yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Dari Hartini yaitu Taufan dan Bayu. Dari Ratna Sari Dewi (wanita turunan Jepang bernama aslu Naoko Nemoto) yaitu Kartika.

Indonesia


Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayahnya. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.508 buah pulaunya.

Falsafah negara: Indonesia merupakan suatu negara berbentuk Kabinet Parlementer dengan falsafah pancasila yang mempunyai motto utama bhinneka tunggal ika, satu negara, satu bangsa, satu bahasa nasional walaupun rakyatnya terdiri dari aneka suku bangsa, agama, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda-beda.

Republic Indonesia mewujudkan rakyatnya ketuhanan Yang Maha Esadan sejak 1 Oktober 1965 menyatakan melarang  segala bentuk atheis (tidak mengaku adanya Tuhan) dengan melarang dan membubarkan organisasi komunis (Partai Komunis Indonesia).

Topografi: terbentang dari barat ke timur khatulistiwa sepanjang 5.110 km dan garis meredien membujur dari utara ke selatan sepanjang 1.888 km, gugusan kepulauan Indonesia terletak di antara garis 6° lintang utara-11° lintang selatan dan di antara garis meredien 95°-141° timur Greenwich.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya mencapai 5.193.252 km2, dengan 1.904.569 km2 luas daratan dan 3.288.683 km2 lautan. Pulau-pulau utamanya adalah Jawa dan Madura (132.187 km2), Sumatera (473.600 km2), Kalimantan (539.460 km2), Sulawesi (189.216 km2), Bali (5.561 km2), dan Papua (422.981 km2).

Kekayaan alam: Indonesia pada abad-abad lalu terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terkenal di dunia. Berbagai bangsa (Portugis, Belanda, China, Arab, India, dan lain-lain) datang ke Indonesia untuk mendapatkan hasil bumi berupa rempah-rempah antara lain lada, tembakau, cengkeh, kopi, pala, coklat, kelapa sawit, karet, jagung, kina, tebu, kapuk, kacang merah, kacang tanah, kacang kedelai, dan lain-lain.

Kini sebagai penghasil rempah-rempah, Indonesia tampil sebagai negara penghasil pertambangan antara lain minyak bumi, gas alam, aluminium, timah, batubara, tembaga, nikel, mangan, emas, perak, dan lain-lain.

9 Juli 2013

Manfaat Jalan Kaki untuk Lansia


Menjadi lansia (lanjut usia) adalah sebuah keniscayaan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghindar darinya. Anak-anak, remaja, atau orang dewasa, semuanya akan megalami fase lanjut usia. Kecuali yang umurnya memang pendek dan meninggal di usia dini, tidak sempat mengalami masa lanjut usia. Jika umur panjang, menjadi tua adalah sebuah kepastian.

Namun hal itu bukanlah masalah. Meskipun lansia asalkan sehat, why not? Kata kuncinya adalah sehat dan bugar. Masih muda pun jika sakit-sakitan percuma (apalagi sudah tua). Untuk itu, hal yang paling utama dipelihara adalah kesehatan. Kata orang, usia boleh lanjut, tetapi kesehatan jangan sampai susut.

Lalu, apa rahasianya agar sehat dan bugar di usia lanjut?

Tentu saja jawabannya adalah olahraga. Namun jangan membayangkan olahraga yang dimaksud adalah yang berat-berat seperti angkat beban, panjat tebing, atau futsal. Itu adalah olahraga high impact. Untuk orang lanjut usia pilih olahraga yang low impact saja. Salah satu olahraga jenis ini adalah jalan kaki.

Penelitian sudah membuktikan bahwa jalan kaki adalah olahraga dengan segudang manfaat. Namun masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa jalan kaki adalah juga jenis olahraga. Sehingga mereka mengabaikannya. Akibatnya mereka tidak merasakan manfaat dari olahraga yang mudah dan murah ini.

Berikut ini manfaat jalan kaki untuk lansia:

Menunda kepikunan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Australia bahwa jalan kaki teratur dapat meningkatkan daya ingat bagi orang lanjut usia dan menunda peluang terserang kepikunan dini. Penelitianh tersebut melibatkan 170 warga Australia yang berusia 50 tahun atau lebih, yang mengidap beberapa tipe gangguan ingatan yang bukan kategori demensia. Separuh dari mereka diminta melakukan olahraga jalan kaki selama seminggu. Sementara yang separuhnya lagi tidak berolahraga sama sekali.
Setelah 6 bulan, hasilnya menunjukkanmereka yang rutin melakukan jalan kaki lebih tinggi daya ingatnya dibanding yang tidak berolahraga sama sekali. Tesnya berupa mengingat sejumlah daftar kata dan mereka diminta mengulanginya kembali.
Penelitian ini juga menyimpulkan manfaat jalan kaki dapat dirasakan secara nyata setelah 6 bulan kemudian. Bahkan setelah berhenti pun efeknya masih bertahan minimal hingga setahun setelahnya.

Mengurangi resiko terkena kardiovaskular
Orang lansia yang rutin berjalan kaki, khususnya dengan ritme jalan yang lebih capat, dapat mengurangi resiko meninggal karena penyakit kardiovaskular. Sebaliknya, lansia yang berjalan lambat berpeluang 44% lebih besar meninggal terkena penyakit tersebut.
Penelitian itu dilakukan di Prancis terhadap 3208 laki-laki dan wanita berumur antara 65-80 tahun. Hasil penelitian itu juha menegaskan bahwa performa motorik pada orang tua yang diukur dari kecepatan berjalannya, ternyata memegang peranan penting dalam menjaga hidup dan fungsi tubuh.

Itulah manfaat jalan kaki untuk para lansia. Manfaat lainnya secara umum dari aktivitas jalan kaki yaitu:
·         Memperkuat jantung
·         Memperkuat tulang
·         Mengurangi gejala depresi
·         Mengurangi resiko kanker payudara

Sumber: BEneFIT No. 12 Mei 2012

Cincinnya lunas…


Sepasang kakek dan nenek duduk berdua di taman untuk merayakan ulang tahun mereka yang ke-50
Nenek   : Apa hadiahmu buatku, kek?
Kakek    : Ini, nek (sambil memberikan sebuah cincin). Cincin ini sekarang resmi menjadi milikmu.
Nenek   : Lho? Ini kan cincin pernikahan yang hilang dulu?!
Kakek    : Iya, nek. Cicilannya sudah lunas hari ini.

Memahami Karakteristik Kewirausahaan untuk Memacu Motivasi Mahasiswa dalam Berprestasi serta Menumbuhkan Keinginan Berwirausaha di Tingkat Perguruan Tinggi


Oleh: ACHMAD KOHARUDIN AKBAR, SSTP, MMPGCL

Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbnuat sesuatu.

Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu, perguruan tinggi sebagai lembaga akademis diupayakan untuk mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu member dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha. (Tjahjono, 2008)

Menurut Ir. Hendarman M.Sc, Ph.D, Direktur Kelembagaan Dikti, Depdiknas, tahun 2010, menyatakan bahwa data pengangguran terdidik di Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidika seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya. Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan. Pendidikan harus dijalankan dengan kreatif. Pendidikan kewirausahaan harus membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika study-nya telah selesai.

Oleh karena itu, dengan memahami karakteristik lewirausahaan dan memacu keinginan untuk berprestasi, dirapkan mampu mencetak para akademisi muda untuk menjadi wirausahawan yang handal di banyak bidang.

Karakteristik kewirausahaan
Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, 2002) sebagai berikut:
1.       Desire for responsibility/keinginan akan tanggung jawab
Wirausaha dapat mengendalikan sumber daya yang dimiliki dan menggunakannya untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang harus memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.
2.       Tolerance for ambiguity/toleransi dalam keragaman
Wirausaha harus mampu menjaga dan mempertahankan hubungan baik dengan para stakeholder. Kemampuan untuk menerima keragaman merupakan ciri khas wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.
3.       Vision/visi
Wirausaha yng berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas ke depan yang harus dicapai secara terukur.
4.       Tolerance for failure/toleransi dalam kegagalan
Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras dan pengorbanan. Proses yang cukuppanjang dalam mencapai kesuksesan tersebut meningkatkan kepribadian termasuk diantaranya adalah toleransi terhadap kegagalan usaha.
5.       Internal locus of control/pengendalian diri internal
Di dalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang mampu mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang semakin komplek.
6.       Continuous improvement/pengembangan berkelanjutan
Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, menganggap pengalaman sebagai sesuatu yang bergharga untuk melakukan perbaikan terus-menerus. Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang akan membawa konsekuensi menguntungkan di masa depan.
7.       Preference for moderate risk/kecenderungan akan resiko sedang
Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk seeking (resiko tinggi), moderate risk (resiko sedang), dan risk averse (menghindari resiko). Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk memilih resiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini sejalan dengan resiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan ditanggung sendiri.
8.       Confidence in their ability to success/percaya diri akan kemampuannya untuk sukses
Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil.
9.       Desire for immediate feedback/keinginan akan feedback secepatnya
Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan  dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan terhadap suatu permasalahan dengan cepat.
10.   High energy level/energy tingkat tinggi
Wirausaha pada umumnya memiliki energy yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan resiko yang ia tanggung.
11.   Future orientation/orientasi masa depan
Keuntungan usaha yang “tidak pasti” mendorong usaha selalu melihat peluang, menghargai waktu, dan beorintasi ke masa depan.
12.   Skill at organizing/keterampilan berorganisasi
Membangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengorganisasikan berbagai sumberdaya yang dimiliki. Wirausaha memiliki keahlian dalam melakukan organisasi baik manusia maupun asset dan materi.
13.   High commitment/komitmen yang tinggi
Memunculkan usaha baru membutuhkan konitmen penuh yang tinggi agar berhasil.
14.   Flexibility/keluwesan
Kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, tumbuh, dan sukses.

Motivasi berprestasi
Terdapat 3 pilar utama yang dapat diperankan seseorang terkait dengan motivasi, sebagai berikut:
1.       Arousal (gairah/keinginan)
Pilar utama arousal adalah pilar motivasi yang berperan sebagai “generator” atau pembangkit. Oleh karenanya, sangat berkaitan erat dengan persoalan munculnya sebuah dorongan (drive), atau lebih tepat dinyatakan sebagai energy dari sebuah perilaku.
2.       Direction (arah)
Arah inilah merupakan dasar pijak seseorang menentukan pilihan, yang selanjutnya pilihan ini akan memberikan atau difunsikan sebagai bingkai seseorang mencapai tujuannya.
3.       Maintenance (pemeliharaan)
Pilar yang ketiga adalah maintenance, pilar ini difungsikan untuk merawat agar keinginan tersebut tercapai.

Sikap mahasiswa (ber)wirausaha
Disiplin
Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya.
Komitmen tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik tehadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seseorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).
Jujur
Hal ini berhubungan langsung dengan etika dan moral manusia yang mampu untuk menyatakan hal yang sebenarnya tanpa ada kebohongan.
Kreatif dan inovatif
Seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginannya dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau berrtindak.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan dan bertindak.

Kesimpulan dan saran
Kewirausahaan adalah hal yang sangat krusial dalam perekonomian suatu bangsa dan ilmu pengetahuan mengenai kewirausahaan menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan terutama pada tingkat pendidikan tinggi. Dengan memberikan pemahaman mengenai ilmu ini, didukung dengan strategi memacu semangat dan motivasi mahasiswa untuk berprestasi akan menumbuhkan keinginan mahasiswa untuk berwirausaha.
Menumbuhkan jiwa wirausaha di bangku perkuliahan menjadi hal yang signifikan dan akan bisa dilaksanakan dengan lancar apabila pihak pengajar dan pihak mahasiswa bersinergi dalam mewujudkannya dengan masing-masing fungsinya.
Selain para dosen yang menyampaikan teori ilmu tentang kewirausahaan, para mahasiswa pun juga harus pro-aktif. Di samping memahaminya, para mahasiswa juga diharapkan mengaplikasikan ilmu ini dengan dimulai dari praktik-praktik kecil dalam bentuk kewiraushaan yang sangat beraneka ragam. “Learning by doing” adalah slogan yang bagus dan cukup populer di seluruh dunia. Akan tetapi, setelah membaca artikel ini, slogan ini bisa diubah menjadi “learning by knowing and doing” dan ini terdengar jauh lebih efektif. Semoga sukses, Dik!