8 Juli 2013

“PENSIUN” Siapa Takut…!!!???


Oleh: I Nyoman Sudiana DP-PKT

Kata-kata pensiun bisa menjadi suatu momok yang menakutkan bagi sebagian orang khususnya para Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, pegawai bank, karyawan BUMN, dan pegawai lainnya. Bisa jadi ketakutan itu muncul akibat mereka takut akan kehilangan pekerjaan, jabatan, fasilitas, penghargaan lingkungan, harga diri, dan komunitas pergaulan.

Kapan sebaiknya memikirkan masa pensiun? Berapapun usia anda saat ini mulailah sekarang memikirkan, merencanakan, dan mengisi pensiun. Persiapkanlah aktivitas baru agar tidak ada kata pensiun, karena apapun aktivitas dan kegiatan jika dilandasi untuk kebaikan keluarga dan lingkungan adalah ibadah, maka perasaan takut tidak akan menghantui diri kita.

Berdasarkan data statistic jumlah lansia di Indonesia tahun 2025, jumlah lansia akan meningkat 414%, ini menunjukkan angka lansia tertinggi di dunia. Inilah periode kehidupan yang harus dipersiapkan secara matang agar “bahagia dimasa tua” dengan memiliki nilai-nilai kehidupan yang berkualitas.

Pensiun harus kita maknai positif agar kata-kata tersebut tidak hanya berarti berhenti dari pekerjaan formil tetapi merupakan babak baru dalam kehidupan kita dan telah menunggu profesi baru. Ada baiknya kita mengambil pepatah orang Mesir bahwa “kalau sedang menganggur janganlah sendirian, kalau sedang sendirian janganlah menganggur”. Artinya kita harus mempersiapkan bahwa dalam menghadapi pensiun jangan takut akan kehilangan status dan kehormatan, kekurangan penghasilan, kehilangan fasilitas dan kemudahan, tersisih dari pergaulan lama, dan perasaan menjadi tua.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pensiunan itu juga manusia biasa, masih ingin menjadi sesuatu dan mencari sesuatu, dan seterusnya. Hanya saja persolannya apakah kita mampu menyelaraskan kebutuhan, keinginan dan posisinya dengan dinamika dan kenyataan yang ada. Sudah siapkah mental kita untuk bisa menerima kegagalan? Beberapa tips agar kita bisa menghadapi pensiun tanpa ada rasa ketakutan-ketakutan antara lain:
1.       Kesiapan mental dan emosi, di mana kekuatan dan kemampuan beraadaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat kehilangan pekerjaan, status dan kemapanan, dan ini perlu proses dan waktu.
2.       Kesiapan anggota keluarga, di mana seluruh anggot harus bisa menyesuaikan gaya hidup.
3.       Kesiapan fisik, dapat menjalankan pola hidup yang benar dan sehat dengan cara menghindari gula, kopi, rokok, dan minuman beralkohol. Banyak mengkonsumsi sayuran, buah yang mengandung asam amino. Berolahraga dan tidur yang cukup. Hidup lebih santai dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.
4.       Kesiapan financial, berupa tabungan, asuransi, asset, dan kegiatan usaha selain menerima manfaat pensiun bulanan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Bermimpilah yang indah tentang pensiun, bangunlah impian sejahtera dan bahagia di masa pensiun, ciptakan gambaran kebahagiaanbersama keluarga. Pikirkan tawa dan senyum cucu-cucu anda dan membawa mereka ke tempat rekreasi. Lihatlah senyum manis pasangan anda. Senyumlah ketika anda berhasil mendampingi anak-anak anda menjadi anak sukses, mandiri, dan beriman. Beri kado ulang tahun untuk cucu-cucu anda, berbahagialah karena anda masih sehat bugar, jogging bersama pasangandan tinggal di rumah yang asri. Jalankan hobby dan kesenangan dengan leluasa dan nyaman.

Sukses untuk calon pensiunan dan pensiunan.

Referensi: BEneFIT No. 11 Oktober 2011

Tidak ada komentar: