Oleh: I Nyoman
Sudiana DP-PKT
Kata-kata pensiun bisa menjadi suatu momok yang menakutkan
bagi sebagian orang khususnya para Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, pegawai
bank, karyawan BUMN, dan pegawai lainnya. Bisa jadi ketakutan itu muncul akibat
mereka takut akan kehilangan pekerjaan, jabatan, fasilitas, penghargaan
lingkungan, harga diri, dan komunitas pergaulan.
Kapan sebaiknya memikirkan masa pensiun? Berapapun usia anda
saat ini mulailah sekarang memikirkan, merencanakan, dan mengisi pensiun.
Persiapkanlah aktivitas baru agar tidak ada kata pensiun, karena apapun
aktivitas dan kegiatan jika dilandasi untuk kebaikan keluarga dan lingkungan
adalah ibadah, maka perasaan takut tidak akan menghantui diri kita.
Berdasarkan data statistic jumlah lansia di Indonesia tahun
2025, jumlah lansia akan meningkat 414%, ini menunjukkan angka lansia tertinggi
di dunia. Inilah periode kehidupan yang harus dipersiapkan secara matang agar
“bahagia dimasa tua” dengan memiliki nilai-nilai kehidupan yang berkualitas.
Pensiun harus kita maknai positif agar kata-kata tersebut
tidak hanya berarti berhenti dari pekerjaan formil tetapi merupakan babak baru
dalam kehidupan kita dan telah menunggu profesi baru. Ada baiknya kita mengambil
pepatah orang Mesir bahwa “kalau sedang menganggur janganlah sendirian, kalau
sedang sendirian janganlah menganggur”. Artinya kita harus mempersiapkan bahwa
dalam menghadapi pensiun jangan takut akan kehilangan status dan kehormatan,
kekurangan penghasilan, kehilangan fasilitas dan kemudahan, tersisih dari
pergaulan lama, dan perasaan menjadi tua.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pensiunan itu juga manusia
biasa, masih ingin menjadi sesuatu dan mencari sesuatu, dan seterusnya. Hanya
saja persolannya apakah kita mampu menyelaraskan kebutuhan, keinginan dan
posisinya dengan dinamika dan kenyataan yang ada. Sudah siapkah mental kita
untuk bisa menerima kegagalan? Beberapa tips agar kita bisa menghadapi pensiun
tanpa ada rasa ketakutan-ketakutan antara lain:
1.
Kesiapan mental dan emosi, di mana kekuatan dan
kemampuan beraadaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat kehilangan
pekerjaan, status dan kemapanan, dan ini perlu proses dan waktu.
2.
Kesiapan anggota keluarga, di mana seluruh
anggot harus bisa menyesuaikan gaya hidup.
3.
Kesiapan fisik, dapat menjalankan pola hidup
yang benar dan sehat dengan cara menghindari gula, kopi, rokok, dan minuman
beralkohol. Banyak mengkonsumsi sayuran, buah yang mengandung asam amino.
Berolahraga dan tidur yang cukup. Hidup lebih santai dan lebih mendekatkan diri
dengan Tuhan.
4.
Kesiapan financial, berupa tabungan, asuransi,
asset, dan kegiatan usaha selain menerima manfaat pensiun bulanan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Bermimpilah yang indah tentang pensiun, bangunlah impian
sejahtera dan bahagia di masa pensiun, ciptakan gambaran kebahagiaanbersama
keluarga. Pikirkan tawa dan senyum cucu-cucu anda dan membawa mereka ke tempat
rekreasi. Lihatlah senyum manis pasangan anda. Senyumlah ketika anda berhasil
mendampingi anak-anak anda menjadi anak sukses, mandiri, dan beriman. Beri kado
ulang tahun untuk cucu-cucu anda, berbahagialah karena anda masih sehat bugar,
jogging bersama pasangandan tinggal di rumah yang asri. Jalankan hobby dan
kesenangan dengan leluasa dan nyaman.
Sukses untuk calon pensiunan dan pensiunan.
Referensi: BEneFIT No. 11 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar